a) Mengidentifikasi siswa yang diperkirakan mengalami kesulitan belajar
1) Mengenali kesulitan belajar siswa melalui analisis perilaku
(a) Cepat lambatnya menyelesaikan tugas
Guru dalam memberikan tugas atau tes selalu disertai batas waktu yang dapat membantu guru dalam menemukankasus kesulitan belajar. Pelaksanaannya dengan mencatat waktu yang diperlukan siswa dalam menyelesaikan tugas, dari catatan ini diketahui siswa yang selalu cepat, siswa yang tepat waktu dan siswa yang terlambat. Selanjutnya kita bandingkan lama keterlambatan dan frekuensi keterlambatan tersebut secara kelompok. Bagi siswa yang
(b) Ketekunan dan kehadiran dalam mengikuti pelajaran
Siswa yang tidak tekun atau selalu gelisah dalam mengikuti pelajaran, sering absen atau membolos dapat diduga bahwa siswa tersebut mengalami kesulitan belajar.
(c) Partisipasi dalam mengerjakan tugas kelompok
Pada mata pelajaran tertentu siswa dituntut kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi sosial serta kemampuan mengajukan pendapat, penyanggahan dan segala kualifikasinya, kita akan memperoleh gambaran partisipasi siswa dalam kelompoknya dan menemukan siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar.
(d) Kemampuan kerja sama dan penyesuaian sosial
Ada suatu mata pelajaran yang menuntut siswa untuk mampu bekerjasama dengan kelompok. Siswa yang tidak mampu kerjasama, tidak menerima dan tidak percaya diduga mengalami kesulitan belajar.
2) Mengenali kesulitan belajar siswa melalui analisis prestasi belajar
Abin Syamsuddin memberikan ilustrasi tentang siswa yang mengalami kesulitan belajar dengan cara menghimpun dan menganalisis catatan-catatan hasil belajar serta menafsirkannya dengan cara tertentu. Dalam menafsirkan data hasil belajar dapat menggunakan criterion reference yang biasa kita kenal dengan acuan patokan dan norm reference atau acuannorma.
Apabila kita menggunakan criterion reference maka langkah-langkah yang harus ditempuh adalah :
(a) Menetapkan angka minimal sebagai batas lulus.
(b) Membandingkan nilai setiap siswa dengan nilai batas lulus yang telah ditetapkan.
(c) Mencatat atau mengidentifikasi siswa yang memperoleh nilai di bawah nilai batas lulus sebagai siswa yang mengalami kesulitan belajar.
(d) Menentukan prioritas bantuan. Prioritas bantuan didasarkan pada besarnya selisih nilai yang diperoleh siswa dengan nilai batas lulus. Siswa yang paling besar selisihnya harus memperoleh prioritas bantuan.
Selanjutnya jika kita menggunakan norm reference, maka nilai prestasi rata-rata dijadikan ukuran pembanding bagi setiap nilai prestasi siswa secara individual. Adapun cara dan langkah yang ditempuh :
a. Mencari atau menghitung nilai rata-rata atau kelompok;
b. Manandai siswa yang nilai prestasinya d bawah rata-rata prestasi kelas; dan
c. Menentukan prioritas bantuan.